EUR/USD melemah setelah dua hari kenaikan, diperdagangkan di sekitar 1,0810 selama jam-jam Asia pada hari Rabu. Euro tertekan turun karena Bank Sentral Eropa (ECB) secara luas diantisipasi akan menurunkan suku bunga fasilitas simpanan sekali lagi. Pasar uang saat ini memprakirakan hampir 50% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan Desember.
Para investor akan mengamati dengan seksama data awal Produk Domestik Bruto (PDB) dari Jerman dan Zona Euro, serta data awal Indeks Harga Konsumen (IHK) Jerman, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu. Fokus akan bergeser ke angka awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga AS dan rilis Perubahan Ketenagakerjaan ADP bulan Oktober pada hari Rabu.
Baru-baru ini, para pengambil kebijakan ECB telah menyatakan berbagai pandangan mengenai kebijakan moneter. Pierre Wunsch, Gubernur Bank Nasional Belgia, mencatat bahwa tidak ada kebutuhan mendesak bagi bank sentral untuk mempercepat penurunan suku bunga, dan menyarankan agar bank sentral dapat mempertahankan suku bunga rendah. Sebaliknya, Mario Centeno, Gubernur Bank of Portugal, menganjurkan untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin sebagai opsi yang layak untuk bulan Desember.
Penurunan pasangan mata uang EUR/USD juga dapat dikaitkan dengan Dolar AS (USD) yang lebih tinggi di tengah peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan di sekitar 104,30 dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun berada di level 4,09% dan 4,24% pada saat artikel ini ditulis.
Pasangan mata uang EUR/USD yang sensitif terhadap risiko dapat melemah lebih lanjut di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar pemilihan presiden AS. Jajak pendapat selama tiga hari yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos, yang berakhir pada hari Ahad dan dirilis pada hari Selasa, mengindikasikan bahwa persaingan pada dasarnya akan semakin ketat seiring dengan semakin dekatnya pemilihan pada tanggal 5 November.
Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, telah melihat keunggulannya atas calon dari Partai Republik, Donald Trump, menyempit menjadi hanya satu poin persentase, dengan 44% dukungan dibandingkan dengan 43% dukungan untuk Trump.
TERSEDIA :